RAMBU UKUR
Rambu Ukur di Manado
Rambu Ukur berfungsi sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dengan menggunakan pesawat sipat datar, rambu ukur biasanya terdiri dari beberapa jenis, antara lain seperti gambar 24 di bawah ini. Rambu Interval 5 mm Rambu Interval 10 mm
PENGERTIAN BACAAN BENANG
Pada Prakteknya Pengukuran tanah yang paling penting adalah Mendirikan alat atau memasang alat dengan benar, sedangkan untuk yang lainnya kita tinggal membaca angka yang telah tertera pada alat.
Tetapi jangan lupa yang sangat penting yaitu setelah pasang alat kita, wajib mengukur tinggi alat
Jika alat sudah terpasang kita tinggal mengarahkan loops ketarget.
Target secara umum ada dua macam , yaitu
1. Prisma/Reflector
2. Bak/Rambu ukur
Standart pengukuran elevasi dengan sudut vertikal, Bacaan pada loops terdapat tiga benang:
– Benang atas.
– Benang tengah.
– Benang bawah.
Apabila Alat ukur menggunakan TS dan target menggunakan Prisma/Reflector maka tinggi prisma harus tercatat yaitu dengan cara mengukur tinggi prisma menggunakan pita meteran
Dan tinggi prisma ini adalah merupakan pengganti dari bacaan benang tengah
Jadi tinggi prisma = benang tengah
Dan tinggi alat juga harus diukur dan dicatat.
Langkah selanjutnya kita tinggal membidik target dan membaca hasilnya setelah menekan tombol pengukuran.
Tetapi apabila alat ukur menggunakan
Digital Theodolite atau
Automatic Level dan target kita menggunakan bak/rambu ukur maka kita harus membaca ketiga benang tersebut, Yaitu benang atas , benang tengah dan benang bawah.
- Benang tengah berhubungan/digunakan untuk menghitung beda tinggi/ketinggian
- Benang atas dan benang bawah digunakan untuk menghitung jarak
Bak/Rambu ukur didesign dengan mark/tanda yang bila diperhatikan merupakan garis2 yang tersusun setiap interval satu centimeter.
Dan setiap 10 cm. selalu diberi tanda yang berbeda untuk mempermudah membacanya.
Kemudian setiap 100 cm. selalu diberi warna khas agar dapat dibedakan dari yang lain.
CARA MEMBACA BAK/RAMBU UKUR
Pertama yang harus diperhatikan adalah awal angka nol.
Perhatikan gambar disamping ini, ada dua bak ukur yang tampaknya sama, tetapi jika diteliti ternyata memiliki perbedaan awal mulainya angka nol. . . . simak baik2
Hal ini dapat berakibat fatal dalam pengukuran, oleh karenanya ber hati2 lah dan telitilah saat mengukur.
Untuk membaca benang ikuti seperti contoh gambar disamping.
Perlu di ingat.
Setiap kotak (interval garis) memiliki nilai satu
Dan apabila benang tidak pas garis maka kita harus bisa mengira2 interval nya, perhatikan gambar warna putih
Cara membaca bak ukur yang benar yaitu harus memperhatikan dua angka pertama yang tertera, Misalnya :
Perlu diingat bacaan disini untuk digunakan dalam perhitungan harus dikonversikan sbb :
Jika bacaan benang = 0169 . . . . maka artinya 0169 mm, atau 169 mm atau 0.169 M (169 : 1000 dari Millimeter dijadikan Meter diibagi 1000). Terserah anda akan dihitung dalam satuan apa?
MENGHITUNG BACAAN BENANG.
Dibawah ini gambar yang diambil dari penampang loops yang sedang membidik target Rambu ukur.
yang mana disitu tampak benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
Sebagai latihan coba baca nilai benang masing2 dan catat..
Latihan I
Benang Atas (BA) = ………………………….. caranya menulis catat terlebih dahulu 24…….
Benang Tengah (BT) = ………………………….. caranya menulis catat terlebih dahulu 22…….
Benang Bawah (BB) = ………………………….. caranya menulis catat terlebih dahulu 20…….
Jika nilai yang dimasukan benar maka :
(BA+BB) : 2 = BT (Paling tidak mendekati dan selisihnya tidak lebih dari 0002)
Dari bacaan benang yang dapat dihitung langsung adalah JARAK MIRING (JM). JM = (BA – BB)/1000 Coba hitung JM = ……………… Meter.
Latihan II
Pengukuran yang dilakukan tersebut sebenarnya dilapangan situasinya seperti gambar dibawah ini.
Dimana tinggi alat diukur dengan meteran = 146 Cm. atau = 1.46 Meter atau = 1460 mm.
Ketinggian/Elevasi Ptk.A = 327.917 M (Didapat dari data). Bacaan alat didapat Sudut Vertikal = 76ยบ59’15” Dan bacaan benang seperti di latihan
Untuk menghitung Jarak Miring (JM)
JM = (BA – BB) : 1000 (Dibagi 1000 untuk dijadikan meter) JM . . . . . . Meter.
Untuk selanjutnya kita dapat menghitung Jarak Datar (JD) Tinggi WP (T.wp) (lihat gambar).Dan Beda Tinggi.
Kita akan mempelajari lebih lanjut tentang perhitungannya setelah dasar2 ini dipahami.
Diatas ini menjelaskan bahwa dengan Sudut Vertikal saja kita telah banyak melakukan perhitungan, dan menerapkan pengertian pengukuran. Sehingga hasil yang didapat adalah :
- Jarak Miring.
- Jarak Dadar.
- Beda Tinggi.
- Elevasi.
Perhatikan gambar rambu dibawah ini setiap 10 cm atau 1m selalu diberi marking yang berbeda